Tabungan Cinta Kasih
 
   
  Awal terbentuknya Tabungan Cinta Kasih        
  Tabungan Cinta kasih ini pada awalnya dinamakan arisan pembangunan. Diadakan pertama kalinya di wilayah Brkisan yang digunakan untuk membangun Kapel St. Yohanes sebagai pusat penyelenggaraan kegiatan gerejani di wilayah. Dalam usaha mendirikan Kapel tersebut, tanah telah disediakan oleh Bapak Antonius Djaswadi sebagai tanah hibah, Tanah tersebut terletak di lingkungan Karangkepuh, dimana beliau tinggal. Tanah sudah tersedia, maka kewajiban seluruh umat di wilayah Berkisan untuk mencari dana guna terwujudnya pembangunan Kapel tersebut.  
   
   
   
   
  Jika hanya mengandalkan pengumpulan dana dari umat, jelas dana yang ditanggung sangat besar untuk tiap umat, dan hal in dirasa tidak mencukupi. Karena hal tersebut, maka timbul ide dari salah satu umat di wilayah Berkisan juga, Bp. FX Heri Gunardi, untuk menggalang dana dari seluruh umat di Paroki Mlati, tidak hanya dari wilayah Berkisan. Bentuk awal adalah semacam arisan, dan bisa diikuti oleh seluruh umat di Paroki Mlati.  
   
   
   
  Pada periode awal/pertama kali, peesrta yang ikut masih belum sebanyak sekarang, pada waktu itu masih sekitar 500 saham. Namun begitu, dengan setoran tiap anggota sejumlah Rp. 10.000,00 perbulan, dengan masa waktu 30 bulan, akhirnya terkumpul dana yang cukup banyak. Dana tersebut disimpankan di bank sehingga dari modal awal tersebut mendapat bunga yang lumayan banyak juga. Setelah putaran ke-30 selesai maka setoran tiap anggota terebut dikembalikan kepada pemilik saham tanpa bunga. Bunga yang didapat dari bank digunakan untuk pembangunan Kapel tersebut dan sebagian diserahkan pengelolaannya kepada Dewan Paroki. Dari Bunga tersebut, kini telah berdiri sebuah Kapel yang cukup megah di wilayah Berkisan diatas tanah hibah seluas 500 m2. Pembangunan yang hanya memakan waktu 1 tahun.  
   
   
   
   
   
   
  Perkembangan Tabungan Cinta Kasih        
 

Melihat hasil dari model penggalangan dana macam tersebut, yang ternyata hasilnya cukup besar, maka model tersebut digunakan kembali untuk pencarian dana guna keperluan gereja sebgai persiapan untuk menuju Gereja yang lebih mandiri (khususnya dalam hal pendanaan). Pada periode kedua, peserta yang mengikuti semakin besar, sehingga didapatkan dana yang lumayan besar pula, yang jelas lebih besar dari tahap pertama. Sebagai cara guna meningkatkan minat umat, maka istilah "Arisan Pembangunan" pun juga diganti dengan "Tabungan Cinta Kasih". Dengan menabung, kita memberikan rasa cinta kasih kita untuk gereja dan seluruh umat, karena hail tabungan tersebut bunganya bukan hanya untuk kita saja, namun untuk kegiatan kemanusiaan dan gerejani.

 

 
   
   
   
   
   
  Tabungan Cinta Kasih sekarang ini        
 

Saat ini TCK memasuki periode yang keempat, dengan peserta lebih dari 1800 saham dan tiap saham berharga Rp 10.000. Setiap umat boleh dan bisa memiliki lebih dari 1 saham. Untuk lebih menarik minat anggota, tiap bulannya diadakan untdian hadiah sebesar Rp. 50.000,00 /hadiah untuk 5 orang pemenang setiap bulannya, hadiah diambilkan dari sebagian kecil bunga yang diperoleh dari bank.

Saat ini peserta TCK tidak lagi didatangi petugas untuk mengumpulkan uang arisannya, namun sekarang tiap pemegang saham menyetorkan sendiri uangnya kepada ketua wilayah masing-masing. Pada awalmulanya, memang ada beberapa petugas lintas wilayah yang ditunjuk untuk mengumpulkan dana ini, namun semakin lama kemandirian umat sungguh nyata.

Inilah sekelumit gambaran mengenai Tabungan Cinta Kasih tersebut, sekedar uraian singkat, namun jika anda ingin mengetahuinya lebih mendalam, silahkan hubungi kami pada alamat kami atau melalui e-mail kami. Amin.

Kembali ke St. Aloysius